Selasa, 20 Juli 2010

terus menunggu

harum. wangi. tibatiba suara siraman air membubarkan lamunan. soooooooooorrrrrrr!!!!

saya disini. toilet yang bersih dan nyaman di Lantai 21 Gedung Utama sebuah BUMN ternama di negeri ini. merapikan kemeja putih yang baru tadi malam saya beli. darn! saya lupa menyiangi kumis yang mulai merambati bibir dan mencabuti jenggot yang bergelantungan. gada rapirapinya!!
tapi ga papa. hela nafas panjang dulu. wooooooosssaaaaaaahhh!!

subuh tadi, saya berangkat. semua angan terbungkus rapi dalam benak. matahari sudah mulai terasa hangat. subuh di Medan pada jam 5. jarang bangun jam segini. Polonia ternyata tak sepi macam jalan raya pagi itu. 900ER yang sudah berkalikali membawa saya pulang ke Jawa juga tak lesu. mungkin setelah puluhan kali mengarungi pantai timur Sumatera, ini kali kesekian saya bisa lelap.
Jakarta hujan deras. macet. hanya katakata itu yang diasumsikan otak saya dengan kata Jakarta. well in rhyme. tepat 70 menit taxi berlambang sayap burung membawa saya dari Soekarno-Hatta ke Medan Merdeka Timur. jam menunjukkan 11.30 WIB. setelah melalui pemeriksaan Satpam dan memasang ID, melesat ke Lantai 21. tujuan pertama, toilet.

mata tak ramah dari Senior Vice President perusahaan ini tak cukup mengganggu mood saya yang sedang girang gemirang. percakapan kecil itu mulai mengoyak ketenangan dalam wajah saya yang sumringah.

'kapan kamu terakhir berkelahi?'
'waktu saya masih SD, kelas 4 Pak. ejekejekan'.
'gak pernah berkelahi lagi? masak cowok ga pernah berkelahi?'
'enggak Pak' saya menolak bercerita.

'usia kamu 27, kenapa belum menikah?' tak saya tangkap arah pembicaraanya.
'saya segera menikah, beberapa bulan lagi' senyumpun membelah bibir saya. bangga.
'tapi kamu tidak boleh menikah selama setahun!'
saya berontak. tak ingat lagi kalimat apa tepatnya yang saya gunakan. syarat itu tidak pernah ada. tidak pernah ada!

'mom, gimana kalau pernikahan saya dipercepat?' tanya penuh harap saya lewat telepon.
anggukan yang tak saya lihat.

menyempatkan diri mengunjungi Monas. memandangnya dari kejauhan. emang gede yah. bigger than i thought it was.

pernikahan yang ditentukan oleh gedung, sekarang harus ditentukan oleh pekerjaan. terdengar konyol, tapi begitulah. saya ingin menikah di hari ulang tahun saya ke 27, namun karena gedunggedung pernikahan di jogja sulit di dapat di sekitar tanggal itu, maka jadilah tanggal pernikahan ditentukan si Gedung. kini, calon pekerjaan baru yang mencoba memilihkan tanggal sakral itu. saya kembali melihat upayaNya untuk memberi kejutan.

Medan, 4 minggu kemudian.
terdengar 'glory glory man united..glory glory man united....'
'halo. selamat siang' terdengar suara yang tidak asing lagi. beliau telah sering menghubungiku akhirakhir ini. menyampaikan panggilan untuk rangkaian tes yang harus dilalui.
'siang Pak ****'
angan yang sudah dibungkus sebulan yang lalu, harus di-unload. hari ini. segera.
Mom, maaf telah merepotkan.

4 komentar: