Selasa, 29 Desember 2009

kota tanpa lampu merah (kuning dan hijau)

dipindahkan dari http://stupid-morron.blog.friendster.com/2008/12/city-of-no-traffic-lights/

its where im staying now. ranked 3rd in indonesia’s biggest city (or i shud say most prosperous city). place where im trying to achieve de unachievable, feel de unimaginable, n live de fact that ‘u r wat u did’.

kemacetan di tiap simpang. lalu, pikiran sy ditenangkan oleh ‘listrik selalu padam dsini, tak ubahnya spt kelap kelip lampu dikota (heh?!). pemadaman bergilir seperti mimpi buruk (apa maneh iki?!)’

memang benar, seluruh sumatera utara, aceh, dan riau bergantu pada sektor belawan. PLTU n PLTGU yg nyelip di tepi timur pantai sumatera. bercampur dengan lokalisasi (sumthin fishy is goin on, n on, n on).

kembali ke kota tanpa lampu merah (kuning dan hijau).

i jump to pragmatism, klo warga medan cuma orang-orang yang nekat aja. nyawa mungkin ga penting lagi, jd ya terobos aja letika lampu menyala merah. babak belur ga sebanding dengan meeting dengan bos, patah anggota badan ga seberapa dibanding putus kontrak dengan pelanggan, kehilangan anak tersayang ga lebih penting dari mengejar bel tanda masuk sekolah! (gmn ga aneh, klo anaknya knapa2, sapa yg mo dianter ke skolah!!). pokoknya, smuanya tu lebih penting dari ngantri bbrp detik di persimpangan. nyawa ato lainnya, ‘ga penting bgt sih!’

kesimpulan yg lebih ringan adalah butawarna. butawarna emg mendunia sejak awal 90an, karena pengaruh kekurangan asupan gizi pd bayi. semua warga ga bisa membedakan lagi warna lampu di tiang setinggi 2 meter itu. smuanya terlihat abu2. ato, umm, ga deh kyknya. mrk bisa sedikit membedakan warna, jd smuanya terlihat kuning aja de. mereka tau tu, kuning artinya hati2. jd setiap lampu brarti hati2. TERUS AJA ASAL HATI2.

kesimpulan yg paling parah, mereka ga tau apa itu lampu lalu lintas!

“apa coba masang tiang2 dgn lampu warna warni. dsini jg tiap hari ujan, pelangi ada terus! apalg ini?! ada itungan mundurnya?! ngitung apa coba?! aneh2 aja. pasang aja di pre school untuk pengenalan warna anak usia dini. biar nanti anak2 jd pinter n bisa memecahkan masalah kemacetan di kota ini.”

Medan, ga kenal lmpu lalu lintas, jd hati2 berkendara..

its frustrating at first, but u’l find out that when de traffic lights r working properly, traffic jams wil occur. it’l get worse if de police joins de traffic fixing.

fiuh, tiap kali bawa kereta (medanese nyebut sepeda motor dengan kata kereta) yg minjem dari temen, tergoda juga untuk menikmati ‘joy of riding in medan without traffic lights’. it was red, i stopped, behind de line, waiting. bbrp detik kmudian, klakson tak berhenti menyalak, spt anjing yg sangat mengganggu.

(apakah yang para guru dan orang tua ajarkan tentang lampu lalu lintas?)

Senin, 28 Desember 2009

garis tegas

saya sepertinya tidak pernah mampu melukiskan garis ini.
garis ketika agama dan budaya sedikit lagi mencapai titik benturan.
sebut saja saya sekuler. saya sepenuhnya yakin bahwa agama bukan lagi di kawasan manusia.
biarkan saja orang punya Tuhan atau tidak. dari buku Farid Essack, bahwa yang penting adalah hubungan antar manusia. sedangkan hubungan dengan Tuhan tidak usah dicampuri. asal ketika tetangga kita sakit, kita yang bantu. ada yang membutuhkan kita ulurkan tangan. ada yang kurang kita tambahkan. itu saja.
karena sekuler saya masih segitu aja, muncul diskusi dengan para pasukan ijo muda. apakah kita masih butuh agama?
dimana letak agama ketika HAM sudah menjadi dalil Tuhan atas setiap perdebatan?
kasus para wanita di salah satu negara bagian di Amerikaa yang menuntut diperbolehkannya wanita menunjukkan puting mereka karena menunjukkan puting para lelaki tidak pernah dilarang!!
kasus pornoaksi masalah ketelanjangan tubuh yang dinyatakan sebagai HAM karena kita lahirpun dalam keadaan yang sama??!!
sekulerisme saya hilang. karena saya hanya mengerti bahwa agama hanya untuk tiap pribadi. antara Tuhan dengan penyembahNya..
agama tidak akan membawa apaapa kalau kita membawanya sebagai alasan. jadikanlah dia sebab.

Senin, 07 Desember 2009

tembange dandanggula mbakyu..

janji eling atiku rujit..
ora ana barang kinarya lejar..
mung kelingan lungguh jejer..
ukel lira sekar tanjung..
tunduke regula siji..
pantes yen tapih pinjung..
yen lumampah lenjanglenjang..
angger weruh atiku gunjing..
kepethuk ning ngayogja..
iki awak lagi begja..
ketemu ora sengaja..
lungguh jejer tunggal sak meja..

(lirik oleh eyang Kakung tercinta buat calon cucu mantunya)